1. metode penelitian sejarah
a) heuristic : berasal dari bahasa
yunani , heursken (menemukan), dalam penelitian sejarah , heuristic
berarti langkah-langkah untuk mencari dan mengumpulkan berbagai sumber
sejarah. Untuk mendapatkan sumber tersebut dapat dilakukan dengan cara
mencari dokumen , mengunjungi situs sejarah , mengujungi museum dan
perpustakaan , wawancara pelaku atau saksi sejarah .
b) kritik :
berbagai sumber sejarah yang telah dikumpulkan belum tentu semuanya
dapat diterima , langkah berikutnya adalah menyeleksi atau menguji
kebenaran dari sumber - sumber tesebut , langkah itu dinamakan kritik.
Kritik terbagi atas kritik intern dan ekstern . kritik ekstern adalah
langkah untuk menyeleksi apakah sumber sejarah (seperti prasasti,
dokumen, dll)apakah asli atau palsu .
c) kritik ekstern (kritik
terhadap keaslian sumber sejarah )diantaranya dapat dilakukan dengan
berdasarkan kepada : tipologi (menentukan usia berdasarkan type dari
benda budaya), stratifikasi (menentukan umur relative suatu benda
berdasarkan pada lapisan tanah dimana benda budaya tersebut ditemukan ),
kimiawi (menentukan ketuaan benda berdasarkan pada unsure kimia yang
terkandung).
d) kritik intern adalah langkah penyeleksian
terhadap isi (materi) dari sumber sejarah (seperti : isi prasasti , isi
naskah / dokumen , dll) atau langkah terhadap validitas isi (materi)
sumber sejarah. Misalnya sebuah kitab kuno baru dapat di percaya
kebenarannya apabila ada keterangan dari prasasti , catatan sejarah yang
mendukungnya. Sumber sejarah yang telah terseleksi melalui kritik
itulah di sebut dengan fakta .
e) interpretasi : berbagai fakta
sejarah yang telah didapatkan kemudian dirangkai sehingga mempunyai
bentuk dan setruktur untuk direkrontruksi . dalam proses inilah di
perlukan interpretasi , yaitu penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah.
Dalam menafsirkan suatu faklta mutlak diperlukan landasan interpretasi
agar tidak terjadi penafsiran yang tanpa dasar.
Ada beberapa
factor yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam menafsirkan suatu
fakta di antaranya karena adanya beberapa perbedaan seperti : idiologi,
kepentingan, tujuan, penulisan dan sudut pandang
f) historiografi
: merupakan langkah terakhir yaitu proses penulisan dan penyusunan
kisah masa lampau yang direkrontruksi berdasarkan pada fakta yang telah
diberi penafsiran peristiwa sejarah yang dikisahkan melalui
historiografi akan sangat di pengaruhi oleh subyektifitas si penulis
dalam merekontruksinya.
Dalam penulisan sejarah perlu
dipertimbangkan struktur dan gaya bahasanya sehingga orang tertarik
untuk membacanya . dengan demikian penulisan sejarah mempunyai unsure
yang sama dengan penulisan sastra yaitu sama-sama menyajikan suatu kisah
, bedanya dalam sejarah .
2.pengertian sumber dan fakta sejarah
Dalam
penelitian sejarah , langkah pertama yang harus di lakukan adalah
mengumpulkan sumber-sumber berdasarkan bentuknya , sumber sejarah
terbagai menjadi :
a)sumber tertulis (dokumen) meliputi: prasasti, kronik, babad, naskah, arsip, Koran.
b)
sumber benda (artefak) meliputi: fosil, prasasti, candi, patung, stupa,
nisan , senjata, bangunan (keratin, mesjid), peralatan hidup.
c)sumber lisan yaitu : keterangan langsung dari saksi atau pelaku sejarah.
d) sumber rekaman merupakan hasil rekaman dalam bentuk audio visual seperti : kaset , copact disk, video campactdisk.
Berdasarkan sifatnya sumber-sumber sejarah terbagi menjadi :
a)
sumber primer : sumber-sumber sejarah yang asli dan berasal dari
jamannya seperti prasati, kronik, piagam, bangunan (candi, keratin,
masjid), nisan
b) sumber sekunder : sumbersejarah yang berasal
dari sumber kepustakaan kuno (babad, naskah, karya sastra) atau berupa
sumber tiruan dari benda aslinya misalnya prasasti tiruan (tinulad) ,
terjemahan kitab kuno .
c) sumber tersier : merupakan sumber yang
berupa buku-buku sejarah yang telah disusun di mana si pengarang tidak
melakukan penelitian langsung. Tetapi berdasarkan kepada hasil
penelitian ahli sejarah (para sejarawan).
Sejarah tidak dapat
dipisahkan dari fakta , sejarah tanpa fakta hanya akan menjadi sebuah
dongeng. Fakta adalah sumber sejarah yang telah terseleksi melalui
proses kritik . fakta kemudian di rekontruksi dan dijadikan dasar untuk
mengisahkan sejarah. Fakta sejarah mempunyai beberapa bentuk yaitu :
a) artifact (fakta yang berupa benda konkrit ) :fosil , patung , candi dll
b) manifact (fakta yang bersifat abstrak ) : keyakinan dan kepercayaan.
c) Sosio-fact :fakta yang berdimensi social seperti jaringan interaksi antar manusia.
Fakta
sejarah ada yang bersifst lunak artinya masih potensial untuk
diperdebatkan , misalnya mengenai letak ibukota kerajaan sriwijaya ,
ibukota kerajaan trauma , kerajaan hindu di jawa barat , dll yang sampai
sekarang masih banyak yang beda pendapat . sedangkan fakta sejarah yang
bersifat keras adalah fakta yang telah menjuadi consensus (kesepakatan)
umum, misalnya mengenai sukarno-hatta sebagai tokoh proklamator , semua
berpendapat sama .
0 komentar:
Posting Komentar